Rabu, 12 Mei 2010

FanFiction: The Lion's Call

Disclaimer: I Own NOTHING

Chapter 2

"Dimana kita, Pete?" Tanya Edmund. Sementara saudara laki-lakinya terus memutar tubuhnya kesana kemari. Mendapati pemandangan di sekitarnya berubah drastis. Ruang perpustakaan yang ramai sepulang sekolah itu lenyap, seolah memang tak pernah ada sebelumnya. Melainkan sebuah padang rumput dan sinar matahari menyengat, tengah hari.
"Menurutmu?" Peter Pevensie menaikkan kedua alisnya menatap Edmund.
"Narnia?" Gumam Edmund. "tapi kita baru saja kembali kemarin!"
"Yeah, dan bukankah Aslan bilang aku tak akan kembali lagi? Aku tak mengerti Ed" Jawab Peter.
Edmund melepas mantel seragamnya, merasa saat ini bukanlah cuaca yang tepat untuk berpakaian tebal.
Keduanya terdiam sesaat sebelum mereka memutuskan untuk berjalan ke Timur.
"Di Narnia bagian mana ini? Aku tak ingat ada padang rumput seluas ini?" Tanya Edmund yang hanya di jawab oleh gelengan kepala oleh saudaranya.
"Yang jelas kita harus segera berjalan ke pepohonan itu, matahari ini mulai menguapkan cairan tubuhku" Kata Peter sambil menunjuk ke arah pepohonan, sekitar satu kilo meter jaraknya. Perbatasan antara padang rumput ini dengan hutan lebat.

Mereka sampai di deretan pepohonan dan langsung merebahkan diri ditengah bayang-bayang teduh pohon-pohon rindang.
"Oh Ed. Aku harap aku bawa botol minum sialan itu" Gumam Peter sambil terengah-engah, merasakan mulut dan tenggorokannya yang kering. Ibunya pernah menyuruh mereka berempat untuk membawa botol air minum. Tapi karena merasa konyol, dan tidak sesuai dengan usia mereka yang telah remaja, hanya Lucy-lah yang membawanya kemana-mana.

Mereka memejamkan mata menikmati hembusan angin semilir yang menerpa wajah-wajah berkeringat mereka.
Sampai mereka mendengar bunyi sesuatu yang besar terjebur ke dalam air.
Suara air bergemuruh membuat kedua bersaudara itu tersenyum. Ada sungai, atau danau? Ah apa saja!
Dengan sigap mereka bangkit berdiri dan saling berpandangan beberapa saat dengan bahagia. Ternyata ada sumber air di dekat mereka.
Sampai suara lain yang datang berikutnya membuat wajah mereka mengejang.

"TOLONG!!" Pekik seseorang dari balik pepohonan rindang.
Peter dan Edmund membelalakkan mata kemudian segera berlari memburu kearah datangnya suara.
Setelah beberapa saat berlari mereka pun tiba di tepi sebuah danau yang besar, dikelilingi pohon-pohon rindang, dengan air bergemuruh yang disebabkan oleh seseorang di tengahnya meronta-ronta dengan panik, berusaha menggapai udara kosong dengan tangannya yang pucat. Jelas sekali dia butuh pertolongan, dan Edmund yang pertama kali menceburkan diri ke dalam danau dan kemudian diikuti Peter.
Mereka berenang dengan sigap dan sampai di tengah danau dalam waktu singkat.
"Aku mendapatkan mu! Aku mendapatkan mu!" Seru Edmund saat berhasil menggenggam lengan orang itu. Edmund melingkarkan lengannya di tubuh orang itu, memeluknya erat untuk menenangkannya.
"Tenanglah! Kau akan membuat kita berdua tenggelam! Mengapung bersamaku" Seru Edmund kesal karena orang yang baru di tolongnya tak berhenti bergerak-gerak tak beraturan, membuatnya kesulitan mengapung. Dia bahkan sempat ikut terseret masuk ke dalam air beberapa saat.
Peter yang datang kemudian menegakkan tubuh orang itu--yang ternyata perempuan, membuat kepalanya tetap di atas permukaan air.

Dengan sedikit kesulitan--karena si gadis terus meronta-ronta dengan panik, Peter dan Edmund akhirnya berhasil membawa gadis itu ke tepian danau.
Gadis itu terbatuk-batuk dan segera memuntahkan banyak sekali air dari dalam perutnya. Mereka berdua berjongkok disamping tubuh gadis itu dan Edmund berinisiatif untuk menepuk-nepuk punggung sang gadis, membatu memompa air keluar.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Peter saat gadis itu berhenti memuntahkan air dari mulutnya.
"Apakah aku terlihat baik-baik saja?" Jawab gadis itu. "aku hampir mati tenggelam dan menurutmu aku baik?" Jawab gadis itu sinis. Peter membelalakkan mata dan Edmund menggelengkan kepala.
"Maaf Nona, tapi aku dan kakak laki-lakiku baru saja menceburkan diri ke danau untuk menolongmu!" Ucap Edmund.
"Kau tahu Ed? Mungkin tadi lebih baik kita biarkan saja dia tenggelam," Sahut Peter dengan jengkel. Merasa yang dilakukannya dan Edmund sia-sia.

Untuk pertama kalinya, sang gadis mendongakkan kepala untuk melihat kedua sosok penyelamatnya. Dan membelalakkan mata, mengenali keduanya.
Selain jadi jauh lebih tinggi, dan garis wajah yang menegas karena usia, tak ada yang berubah dari kedua bersaudara ini setelah lima tahun tak bertemu.
"A... Astaga! Peter! Edmund Pevensie!" Seru gadis itu.
Diikuti tatapan takjub kedua Pevensie.
"Kau kenal kami?" Tanya Peter dan Edmund bersamaan.

Catatan Penulis:
Chapter 2 ini menyenangkan banget untuk diketik :3
kedua Pevensie's boys kompak nyelametin cewe yang tenggelam, walaupun akhirnya si cewe malah bersikap kurang menyenangkan.
Next chapter, masih akan menceritakan Pete dan Ed dan juga si cewe ini, siapa dia sebenarnya dan bagaimana dia bisa ada di tempat ini--tenggelem pula. Hahahaa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar