Gua pernah baca sebuah artikel dari sebuah majalah sepakbola, BOLA Vaganza edisi Agustus 2008 tentang nukilan buku berjudul "Football Talk: The Language & Folklore of The World's Greatest Game" karangan Peter Seddon dan langsung terkesima dibuatnya.
Di artikel ini dikupas bagaimana peperangan sedikit-banyak memengaruhi sepakbola.
Nah berhubung masih dalam suasana riuh rendah piala dunia, di postingan kali ini gua akan membahas ulang artikel itu :)
Sven-Goran Eriksson (manajer Inggris 2002) pernah berkata: "Sepakbola adalah sebuah peperangan, sebuah pertempuran kecil, dan kadang para pemain melakukan hal-hal bodoh"
Dalam buku tersebut di atas, Peter Seddon memaparkan persamaan antara sepakbola dan perang. Bagaimana istilah dalam sepakbola ternyata banyak diadopsi dari istilah peperangan.
Latihan sepakbola sama dengan militer, mengajarkan kerjasama, disiplin, taktik, dan strategi. Pasukan Romawi kuno bermain bola untuk melatih kerjasama dan strategi dalam pertepuran. Beberapa ahli antropologi terkemuka berteori bahwa sepakbola berasal dari ritual perang; sebuah gaya pertempuran teritorial, lengkap dengan korbannya, yang mana hanya dapat diselesaikan lewat kemenangan dan kekalahan yang menghasilkan pemenang serta pecundang.
Analogi terbuka pada debat tapi apa yang tersaji di vocabulary sulit terbantah. Football atau sepakbola tersaji kata: attack, defence, flanks, reserves, captain, advance, retreat, scout, marksman, battler, raider, manoeuvre. Semuanya adalah istilah militer.
Para jurnalis Inggris dulu kerap menulis sebuah pertandingan sepakbola secara hidup. Gawang lawan digambarkan sebagai benteng musuh. Simak gaya bahasa berikut ini;
"Pasukan Blackburn akhirnya sukses menaklukkan skuad Preston setelah serangan demi serangan ke jantung pertahanan mereka. Walau dijaga secara gagah berani dan mereka bertahan hingga titik darah terakhir, Preston akhirnya jatuh"
Posisi, formasi dan teknik juga digambarkan imajinatif. Jenderal lapangan tengah memimpin, seorang penyerang beada di garis depan, bek menjaga lini belakang, skuad, tembakan voli, tendangan cannonball, peluru, howitzer atau bazooka. A young gun atau raw recuit adalah sebutan untuk pemain muda yang baru bergabung.
Saat Inggris mengalahkan Argentina di Jepang saat Piala Dunia 2002 lewat sebuah tendangan penalty Beckham, harian The Sun secara fanatik mengumandangkan semangat perang Falklands 1982.
"PERSETAN SENORS. BECKS' TUNTASKAN DENDAM" judul besar di halaman depan yang ditambahi sub judul "gol yang memberi kita kemenangan pertama atas kecurangan dan diving Argentina sejak 1966"
Lihat pula kompetisi The Champions League atau Liga Champion. Istilah Champion berawal dari abad ketigabelas, seorang satria atau calon satria diminta untuk melakukan duel di lapangan sebagai ujian atas kemampuannya di medan perang. Sang pemenang duel disebut Champion, diambil dari bahasa Latin 'campus' yang artinya lapangan. Para penonton duel kerap meneriakan 'champion!' sebagai penghormatan. Para kesatria ini sebenarnya tidak independen, mereka mengabdi pada seorang penguasa, mereka disebut sebagai serdadu bayaran, situasinya mirip dengan para pesepakbola profesional masa kini.
Istilah lain dari pertempuran di era midieval juga merasuk di sepakbola. Kompetisi sistem gugur disebut tournaments. Dan istilah scrimmage yang artinya kemelut di depan gawang, berasal dari kata skirmish yang digunakan pada abad ketigabelas untuk pertempuran kecil antara dua kelompok ksatria.
Dulu bila pemanah memutuskan tali busurnya di medan perang, dia akan menggantikannya dengan cadangan yang kualitasnya lebih rendah. Kini di sepakbola, pemain cadangan disebut second string.
Gua cukup terkesima akan fakta-fakta ini, ditambah lagi istilah counter attack yang juga merupakan istilah perang. Drama yang tersaji pun tak kalah mendebarkan seperti halnya perang. Makin jatuh cinta deh sama sepakbola :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar