Keterangan usia karakter:
Peter Pevensie: 17
Susan Pevensie: 16
Edmund Pevensie: 14
Lucy Pevensie: 12
Nuria Harewood: 16
Disclaimer: semua yang berhubungan dengan Narnia adalah milik C S Lewis :)
Chapter 7
“King Nain!” Sapa Peter saat menjupai raja Archenland itu. Beberapa tahun pasti sudah berlalu karena wajah King Nain terlihat lebih tua dari terakhir kali Peter menemuinya.
“Astaga! High King Peter? King Edmund?” Nuria memerhatikan ketiganya terlihat akrab dan mengobrol dengan penuh senyum. Sekali lagi dia merasa terasing dibuatnya.
Setelah beberapa saat terlibat perbincangan, dengan King Nain, ketiganya menerima jamuan makan, dan kemudian dipersilakan menempati sebuah tenda yang lumayan besar dibandingkan tenda-tenda prajurit. Tiga buah dipan berlapiskan matras terjejer di sisi kanan dalam ruang tenda.
“Kau kelihatan lelah, berbaringlah” Kata Edmund kepada Nuria yang dibalasnya dengan anggukan. dikelilingi banyak sekali orang asing, mendengarkan mereka membicarakan hal-hal yang sama sekali tak dimengertinya memang membuat kepala Nuria sedikit pusing. Edmund kemudian menghampiri kakaknya yang sedang duduk termenung di sisi lain tenda. Menurut penuturan King Nain, masa kepemimpinan King Caspian telah berlangsung selama tiga tahun, yang berarti, sudah tiga tahun waktu Narnia semenjak para Pevensie kembali ke dunia manusia. Dan tepat di tahun ketiga sepeninggal Pevensie bersaudara, seorang Tisroc Calormen (Tisroc adalah sebutan untuk penguasa dalam bahasa bangsa Calormen) menyatakan peperangan pada Archenland. Alasannya. Yang sampai sekarang tidak dimengerti Peter, bangsa Calormen ingin merebut kekuasaan atas kerajaan Archenland.
Memang satu tahun terakhir ini, masih menurut King Nain, Calormen sedang ditimpa musibah yang tak berkesudahan, badai pasir yang datang ke wilayah mereka menjadi berpuluh-puluh kali lebih kuat dari yang biasanya, kekeringan melanda dimana-mana, dan ikan-ikan seperti menjauhi perairan mereka. Dalam kepanikan itu, Tisroc Calormen mengirim sebuah surat resmi kepada Archenland, meminta bantuan untuk mengirimkan bahan makanan dan air ke Calormen. Bukannya Archenland tidak membantu, mereka sudah mengirimkan bantuan makanan, bahkan Narnia yang letaknya lebih jauh ke Utara pun ikut mengirimkan bantuan ke Calormen. Namun, perjalanan ke Calormen yang sangat berat; padang pasir bersuhu ekstrem, rute yang membingungkan, membuat beberapa kelompok pengirim bantuan tak samapai ke Calormen. Tisroc Calormen menganggap ini sebuah penghinaan, membunuh para kelompok pengantar bantuan yang tersisa dan menyatakan perang terhadap Archenland.
“Yang tidak kumengerti Ed,” Kata Peter saat menyadari adik laki-lakinya sudah duduk di kursi kayu di sebelahnya. “bisa-bisanya Calormen menyatakan perang ditengah keadaan mereka yang sebenarnya sudah krisis”
“Kurasa Pete, well, ini hanya dugaanku saja. King Nain tak menceritakan yang sebenarnya terjadi kepada kita” Pernyataan Edmund membuat Peter terbelalak.
“Maksudmu, King Nain membohongiku?”
“Aku tidak bilang dia berbohong Pete. aku merasa dia hanya tak menceritakannya secara lengkap, seperti ada yang sengaja disembunyikannya. Mungkin terdengar konyol, tapi aku bisa merasakannya” Aku Edmind. Peter menatap adiknya lekat-lekat.
“Itu mungkin saja… mungkin saja dia memang tak menceritakan semuanya, dia punya hak untuk itu. Maksudku, ini konflik kerajaannya dengan kerajaan lain, dia berhak memberikan keterangan palsu kepada pihak yang sama sekali tak terlibat seperti kita, itu bukan masalah”
“Akan jadi masalah Pete…” Edmund memberi kesimpulan. “kalau keterangan palsu itu digunakan untuk mendapatkan dukungan dari kita” Peter menolehkan wajahnya ke arah Edmund, mencermati setiap kata yang baru saja diucapkan saudara laki-lakinya. Ia tak bisa berargumen, pernyataan Edmund terlalu masuk akal. Prajurit perang Narnia memang dikenal sangat kuat. Bisa saja King Nain memprovokasi mereka berdua, memempatkan seolah-olah Calormen yang salah, untuk mendapat tambahan kekuatan dari Narnia.
“Tapi… Archenland berhubungan baik dengan Narnia….aku tak habis pikir kalau King Nain benar melakukannya” Peter menggelengkan kepalanya tak percaya.
“Itu kan hanya dugaanku saja” Edmund menambahkan. “kurasa Pete, kita lebih baik tak berlama-lama di sini… kita harus secepatnya pergi ke Narnia. Aku akan lebih mempercayai seekor faun Narnia dibandingkan seluruh pasukan di perkemahan ini”
“Kau benar” Peter menyetujui saran adik laki-lakinya.
Nuria mendengar pembicaraan kedua Pevensie sambil berbaring di atas dipan beralaskan matras.
“Kita akan pergi?” Tanya Nuria. Ia merasa sangat rileks dengan posisi berbaringnya saat ini dan tidak merasa perlu untuk bangkit hanya demi berbicara dengan Peter dan Edmund. Walaupun mereka berdua raja sekalipun.
“Ya, kuputuskan memang sebaiknya begitu” Jawab Peter.
“Tapi kukira kita baru saja sampai….” Desah Nuria, ia tahu suaranya itu hanya terdengar olehnya saking pelannya. Ia memejamkan mata meresapi perasaan nyaman saat berbaring di matras saat ini. Ia tahu ia tak mungkin tidur di atas matras dalam perjalanan menuju Narnia. ia merasakan ada bayangan seseorang disisinya, dengan spontan Nuria membuka matanya, ternyata itu Edmund.
“Peter tidak bermaksud kita harus pergi ‘sekarang’ kok! Kita harus tetap terlihat normal, setidaknya aku tahu hari ini pasukan Archenland memang berencana melanjutkan perjalanan pulangnya. Kita ikut mereka, lalu berpamitan di tengah jalan dan melanjutkan perjalanan bertiga ke Narnia” Kata Edmund sambil membaringkan tubuhnya di atas dipan matras di samping Nuria.
“Lalu kita harus melakukan apa agar tetap terlihat ‘normal’?” Tanya Nuria. dia belum pernah berada dalam situasi seperti ini sebelumnya.
“Kurasa tidur sebentar sebelum jam makan siang terdengar ‘normal’” Kata Edmund sambil menyeringai. Nuria mengembangkan senyuman di wajahnya.
“Kupikir kau akan menyuruhku memakai pakaian kuno supaya terlihat ‘normal’” Dan mereka tertawa kecil bersama.
:tbc:
A/N
first of all
i want to say sorry for late update :(
dan! gua juga minta maaf karena di chapter sebelumnya gua salah menulis nama raja Archenland orz
harusnya King Nain bukan King Nian.
sooo sooorrrryyyy for that!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar